Senin, 30 November 2015

10 BANDARA DENGAN LANDASAN PACU TERPANJANG DI INDONESIA


Landasan pacu (runway) adalah bagian yang paling vital dari sebuah bandara. Panjang landasan tiap bandara beragam yang disesuaikan dengan kebutuhan. Indonesia sendiri memiliki beberapa bandara Internasional dengan landasan pacu yang cukup panjang. Hingga kini, bandara Hang Nadim dengan panjang runway 4,025 meter, masih merupakan bandara dengan landasan pacu terpanjang di Indonesia. Namun nantinya, pada tahun 2012, Hang Nadim akan menempati posisi kedua saat bandara Kuala Namu di Medan mulai beroperasi dengan landasan pacu sepanjang 4.450 meter. Wah panjang amat yah! Buat bandingan saja, saat ini bandara dengan runway terpanjang di dunia adalah Qamdo Bangda Airport (RRC) yang memiliki panjang runway 5,500 meter! Nah, sekarang marilah kita berangsur-angsur melihat bandara yang menempati posisi 10.
10. Bandara Minangkabau – Padang (2,749 m). Bandara berkode PDG ini mulai dioperasikan secara penuh pada 22 Juli 2005 menggantikan Bandara Tabing. Memiliki luas total 4.27 km² dengan satu bangunan terminal untuk penerbangan Internasional dan domestik. Diberi nama Minangkabau sesuai dengan nama suku yang mendiami provinsi ini, dan merupakan bandar udara pertama di dunia yang memiliki nama sebuah suku atau etnis. Bandara ini berada di daerah Ketaping, Kabupaten Padang Pariaman dan berjarak kurang lebih 19 km dari pusat kota Padang. Bandar udara ini dibangun dengan arsitektur Minangkabau. Dengan landasan pacu sepanjang 2,750 meter, bandara ini berada di posisi ke- 10.
Bandara Minangkabau - Padang
9. Bandar Udara Internasional Sultan Iskandar Muda (3,000 m).Bandara yang melayani Banda Aceh dengan kode BT terletak di wilayah Kecamatan Blang Bintang, Kabupaten Aceh Besar, Provinsi Aceh. Bandara ini dikelola oleh PT Angkasa Pura II untuk melayani rute domestik dan internasional. Saat ini sudah ada dua penerbangan internasional, yaitu Air Asia ke Kuala Lumpur dan Firefly ke Penang. Bandara ini juga pernah difungsikan sebagai basis pengiriman obat-obatan sesudah Gempa bumi Samudera Hindia 2004, yang hilir mudik dari berbagai wilayah di Dunia, kepada para pengungsi yang terisolir di berbagai wilayah yang dihantam Tsunami di Aceh.
Bandara Sultan Iskandar Muda - Banda Aceh
8. Bandara Internasional Sultan Mahmud Badaruddin II (3,000 m).Bandara dengan kode penerbangan PLM ini terletak di wilayah KM.10 Kecamatan Sukarame. Namanya ini diambil dari nama Sultan Mahmud Badaruddin II (1767-1862), seorang pahlawan daerah yang pernah memimpin Kesultanan Palembang Darussalam. Bandara ini telah resmi menjadi bandara bertaraf internasional dan bisa didarati oleh pesawat yang berbadan besar pada 1 Januari 1970. Pengembangan bandara tersebut mulai dilakukan pada 1 Januari 1990 dengan total biaya Rp367 Milyar. Saat ini bandara dapat didarati pesawat Airbus A330 dan sejenisnya serta Boeing 747 . Setelah itu akan ada pembangunan jalan tol Indralaya-Palembang-Bandara Sultan Mahmud Badarudin II untuk mempermudah akses ke Bandara.
Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II - Palembang
7. Bandara Internasional Polonia (3,000 m). Kata ‘Polonia’ merupakan kata dalam bahasa Latin yang artinya ‘Polandia’. Sebelum menjadi bandar udara, kawasan tersebut merupakan lahan perkebunan milik orang Polandia bernama Baron Michalsky. Tahun 1872 dia mendapat konsesi dari Pemerintah Belanda untuk membuka perkebunan tembakau di Sumatra Timur di daerah Medan. Kemudian dia menamakan daerah itu dengan nama Polonia, nama negeri kelahirannya. Bandara yang berkode MES mempunyai luas sebesar 144 hektar. Dihitung dari jumlah arus penumpang, Polonia adalah bandara terbesar ke-4 di Indonesia setelah Soekarno-Hatta, Ngurah Rai dan Juanda. Dari tahun ke tahun arus penumpang cenderung mengalami peningkatan hingga 20 persen. Karena letaknya yang sangat dekat dengan pusat kota, yaitu sekitar 2 km, mengakibatkan bangunan-bangunan di Medan dibatasi tingginya. Selain itu, bandara ini juga diperkirakan sudah atau hampir melebihi kapasitasnya. Menurut rencana, pada tahun 2012 bandara Medan akan dipindahkan ke Kuala Namu, di Kabupaten Deli Serdang.
Bandara Polonia - Medan
6. Bandar Udara Internasional Juanda (3,000 m). Bandara yang melayani Surabaya, Jawa Timur dan sekitarnya ini, terletak di Kecamatan Waru, Kabupaten Sidoarjo, 20 km sebelah selatan kota Surabaya. Memiliki luas sebesar 51 ribu m², atau sekitar dua kali lipat dibanding terminal lama yang hanya 28 ribu m². Bandara baru ini juga dilengkapi dengan fasilitas lahan parkir seluas 29 ribu m² yang mampu menampung lebih dari 3.000 kendaraan. Bandara ini diperkirakan mampu menampung 6 juta hingga 8 juta penumpang per tahun dan 120.000 ton kargo/tahun. Bandara Juanda merupakan bandara terbesar ketiga di Indonesia setelah Soekarno-Hatta dan Ngurah Rai.
Bandara Juanda - Surabaya
5. Bandara Internasional Ngurah Rai (3,000 m). Nama bandara ini diambil dari nama I Gusti Ngurah Rai, seorang pahlawan Indonesia dari Bali. Bali merupakan destinasi utama wisata Indonesia, sehingga bandara ini juga dipadati penerbangan dengan tujuan ke berbagai negara lain. Bandara berkode DPS ini dikenal juga sebagai Denpasar International Airport. Terletak di sebelah selatan Bali, tepatnya di daerah Tuban, Kuta, sekitar 13 km dari Denpasar. Bandara ini adalah bandara terbesar kedua setelah bandara Soekarno-Hatta. Desain arsitektur Bali mewarnai terminal bandara.
Bandara Ngurah Rai - Bali
4 Bandar Udara Internasional Sultan Hasanuddin (3,100 m). Terletak 30 km dari Kota Makassar, provinsi Sulawesi Selatan. Meskipun berstatus bandara internasional, sejak 28 Oktober 2006 hingga Juli 2008 sempat tidak ada rute internasional kecuali penerbangan haji setelah rute internasional terakhir Hasanuddin, Makassar-Singapura ditutup Garuda Indonesia karena merugi. Sebelumnya, Silk Air dan Malaysia Airlines telah terlebih dahulu menutup jalur internasional mereka ke Hasanuddin. Air Asia membuka kembali rute Makassar-Kuala Lumpur mulai 25 Juli 2008.
Bandara Sultan Hasanuddin - Makasar
3. Bandar Udara Frans Kaisiepo (3,571 m) adalah bandar udara yang terletak di Kecamatan Biak Kota, Kabupaten Biak Numfor, Papua. Bandara ini menjadi pusat penerbangan pada masa penjajahan Belanda di Indonesia dan pada masa pembebasan Irian Barat. Landasan pacu yang digunakan masih digunakan saat ini merupakan peninggalan Belanda yang dibangun pada masa Perang Dunia II. Saat ini, bandara ini dikelola oleh PT Angkasa Pura I. Bandara ini menempati posisi ketiga sebagai bandara dengan landasan pacu terpanjang di Indonesia.
Bandara Frans Kaisiepo - Biak
2. Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta (3,660 m). Bandara yang berkode CGK ini biasa juga disebut Soetta. Terletak sekitar 20 km barat Jakarta, di Kabupaten Tangerang, Banten. Operasinya dimulai pada 1985, menggantikan Bandar Udara Kemayoran (penerbangan domestik) di Jakarta Pusat, dan Halim Perdanakusuma di Jakarta Timur. Bandar Udara Kemayoran telah ditutup, sementara Bandar Udara Halim Perdanakusuma masih beroperasi, melayani penerbangan charter dan militer. Terminal 2 dibuka pada tahun 1992. Bandara ini memiliki luas 18 km², memiliki dua landasan paralel yang dipisahkan oleh dua taxiway sepanjang 2,400 m. Bandara yang dirancang oleh arsitek Perancis Paul Andreu ini merupakan bandara terbesar di Indonesia.
Bandara Soekarno-Hatta - Jakarta
1. Bandara Hang Nadim – Batam ( 4,025 m). Hingga kini, Bandara Internasional Hang Nadim dengan kode penerbangan BTH ini merupakan bandara dengan landasan pacu terpanjang di Indonesia. Beroperasi di tahun 1965 dan sejak 1994 mulai melayani melayani penerbangan internasional. Dengan landasan pacu sepanjang 4,025 meter, Hang Nadim mengalahkan panjang runway bandara lain, tidak hanya bandara Soekarno-Hatta (3,660 m) tapi juga bandara internasional negara lainnya seperti Changi (4,000 m) di Singapura atau Narita (4,000 m) di Jepang. (Lebih lanjut baca Hang Nadim – Bandara dengan Landasan Terpanjang di Indonesia)
Bandara Hang Nadim - Batam
10 Bandara dengan Landasan Pacu Terpanjang di Indonesia
1. Bandara Hang Nadim – Batam ( 4,025 m)
2. Bandara Soekarno-Hatta – Jakarta (3,660 m)
3. Bandara Frans Kaisiepo – Biak (3,571 m)
4. Bandara Sultan Hasanuddin – Makasar (3,100 m)
5. Bandara Ngurah Rai – Bali (3,000 m)
6. Bandara Udara Juanda – Surabaya (3,000 m)
7. Bandara Polonia – Medan (3,000 m)
8. Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II – Palembang (3,000 m)
9. Bandara Sultan Iskandar Muda – Banda Aceh (3,000 m)
10 Bandara Minangkabau – Padang (2,749 m)

SEJARAH PESAWAT BOEING 767

Boeing 767
Boeing 767 Delta

Boeing 767

The Boeing 767 adalah twinjet jarak menengah dan pesawat widebody sempit dalam pelayanan. Maskapai penerbangan lalat Boeing 767 pada penerbangan jarak menengah dengan 200 hingga 300 kursi di papan tulis.

Boeing meluncurkan 767 pada tahun 1978 setelah urutan tiga puluh-pesawat dari United Airlines dan mengembangkan pesawat jet baru selama periode yang sama dengan 757 narrowbody. Kedua jenis pesawat memiliki banyak fitur desain yang sama, seperti flightdeck digital dua awak pilot memungkinkan jenis common-rating, dan sistem banyak.

The Boeing 767 pertama kali terbang pada tanggal 26 September 1981 dan pesawat produksi pertama telah dikirim ke United Airlines pada bulan Agustus 1982. United memulai layanan komersial dengan tipe pada tanggal 8 September 1982 tentang perusahaan Chicago untuk layanan Denver. 

Ini 767 merupakan pesaing utama dari Airbus A310. Perbedaan utama antara dua pesawat adalah diameter badan pesawat. 767 tempat duduk ini memungkinkan tujuh mengikuti di kelas ekonomi (2-3-2) dibandingkan dengan interior delapan-mengikuti dari A310. Tinggi kargo adalah sama untuk kedua pesawat, tetapi karena diameter kecil 767-pesawat tidak cukup lebar untuk menampung kontainer LD3 berpasangan dalam dua baris. LD3-kontainer yang dipertukarkan dengan A300, DC-10, TriStar dan 747. Untuk Boeing 767 dirancang LD67 wadah non-standar, yang memiliki ketinggian yang sama dan lebar LD3 tetapi yang lebih pendek dan menawarkan volume kurang.

Besar sayap

Perbedaan kedua antara A310 dan 767 adalah sayap. Sayap A310 adalah sekecil mungkin dan dipasang alat angkat tinggi-banyak. The 767 memiliki sayap jauh lebih besar, bahkan lebih besar dari A300 telah, dengan perangkat tinggi angkat sederhana. Boeing mengadopsi sayap besar karena pada saat peluncuran pesawat itu versi tiga bermesin yang lebih berat dalam pikiran (kemudian ditunjuk 777). The A310-sayap yang dioptimalkan untuk sektor jarak pendek di Eropa dan Boeing disesuaikan desain ke pasar domestik AS dimana biasanya terbang maskapai penerbangan jarak jauh. Sayap besar itu juga bertujuan untuk membuat pengembangan versi lebih berat dan membentang lebih mudah. 

rentang versi Extended (ER) dari 767 telah menjadi sangat populer pada layanan jarak jauh dengan pasar penumpang pesawat terbatas yang seperti 747 dan DC-10 yang terlalu besar. Pada tahun 1994 menjadi 767 pesawat yang paling banyak digunakan di Atlantik dengan penyeberangan transatlantik lebih dari jenis pesawat lainnya. 

Boeing 767 Malev

Boeing menawarkan 767 dalam tiga versi utama:

Boeing 767-200

Boeing 767-200 adalah versi pertama dan standar. Boeing dipertimbangkan untuk membangun sebuah 767-100 lebih pendek, tapi memutuskan bahwa ini akan datang terlalu dekat dalam kapasitas dibandingkan dengan 757. The 767-200 200-255 kursi penumpang, tapi maksimal 275 kursi adalah mungkin untuk maskapai sewaan ketika keluar sejajar dengan sayap pesawat tambahan yang diinstal.subversi A adalah 767-200ER (Extended Range), yang pertama kali dikirim ke El Al Maret 1984. Boeing menghentikan produksi pesawat 767-200/-200ER pada tahun 1994 tapi restart bangunan 767-200ER pada tahun 1998 setelah order dari Continental Airlines untuk pesawat sepuluh. Sebanyak 249 pesawat 767-200 dan 767-200ER telah dibangun.

Boeing 767-300

Boeing 767-300 mulai mengembangkan membentang pada bulan Februari 1982. Versi ini adalah 6,40 meter (21 ft 1 in) lebih lama dari 767-200. Terlepas dari busi pesawat ke depan dan di belakang sayap, Boeing awalnya tidak banyak berubah dibandingkan dengan 767-200.Penerbangan pertama pada tanggal 30 Januari 1986 dan Boeing mengirimkan pesawat membentang pertama Japan Airlines pada tanggal 25 September 1986. Versi extended range (767-300ER) terbang untuk pertama kalinya pada tanggal 19 Desember 1986.Boeing meluncurkan versi kargo 767-300F pada tahun 1993 dan mengirimkan pesawat pertama untuk United Parcel Service pada bulan Oktober 1995.

Boeing 767-400er

The 767-400er adalah versi yang membentang lebih jauh. Ini adalah 6,43 m (21 ft 1 in) lebih lama dari 767-300. Pesawat ini juga memiliki bobot yang lebih tinggi, sebuah sayap dengan rentang meningkat ekstensi yang sangat-menyapu dan landing gear baru 46 cm lebih tinggi. Flightdeck dan interior kabin sebagian besar dalam 777-gaya.Penerbangan pertama pada tanggal 9 Oktober 1999 dan operator pertama pesawat 300 kursi adalah Delta Air Lines. Namun, hanya dua maskapai (Delta dan Continental) memerintahkan -400 dan bersama-sama mereka terbang dengan total hanya 37 pesawat. Sebuah versi dengan jangkauan yang lebih banyak, 767-400ERX diperintahkan oleh Kenya Airways, tetapi perusahaan penerbangan beralih ke 777-ERX dan tidak dibangun.

Militer versi

Boeing menawarkan 767 sebagai tanker udara militer dan pesawat transportasi, yang telah dipesan oleh Italia dan Jepang sebagai KC-767. Untuk Jepang Boeing juga mengembangkan AWACS-versi (Airborne Peringatan dan Control System) dengan disk radar besar di atas pesawat. Untuk Angkatan Udara Amerika Serikat (USAF) menawarkan Boeing KC-767 sebagai pengembangan elemen termasuk 767-200ER dari 767-300 dan 767-400. The USAF memilih KC Airbus-30, bagaimanapun, yang didasarkan pada A330-200.

Lebih dari 1000 pesawat yang dijual

Boeing telah menjual lebih dari seribu 767s. Pada tahun-tahun pertama setelah tahun 2000 penjualan kering dan akhir produksi pesawat tampak dekat. Pada tahun 2007 ada kebangkitan tiba-tiba penjualan, termasuk order besar dari UPS untuk 27 kargo 767-300F.Boeing berharap untuk mempertahankan produksi terbuka selama bertahun-tahun jika itu akan memenangkan order USAF tanker besar.Karena USAF telah memilih-KC 30 harapan ini telah memudar, namun.Penerus 767 di katalog produk Boeing adalah 787 Dreamliner.
Boeing 767


Spesifikasi Teknis

Boeing 767-200

Boeing 767-200 EVA Air
767-200ER
--
Panjang
159 ft 2 di
48,51 m
Lebar sayap
156 ft 1 di
47,57 m
Tinggi
52 ft 0 di
15,85 m
Berat kosong
£ 181.610
82.380 kg
Max. berat lepas landas
£ 395,000
179.170 kg
Penumpang
181-274
Kecepatan operasi
530 mph
854 km / h
Jarak
6.590 nm
12.200 km
Mesin:
Pratt & Whitney PW4000 - £ 63300 / 282 kN
General Electric CF6-80C2B7F - £ 62100 / 276 kN


Boeing 767-300


Boeing 767-300 All Nippon Airlines
767-300ER
--
Panjang
180 ft 3 di
54,94 m
Lebar sayap
156 ft 1 di
47,57 m
Tinggi
52 ft 0 di
15,85 m
Berat kosong
£ 198.440
90.010 kg
Max. berat lepas landas
£ 412,000
186.880 kg
Penumpang
218-328
Kecepatan operasi
530 mph
851 km / h
Jarak
6.975 nm
11.065 km
Mesin:
Pratt & Whitney PW4000 - £ 63000 / 282 kN
General Electric CF6-80C2B8F - £ 62100 / 276 kN
Rolls-Royce RB211-524G / H - £ 59500 / 265 kN

Boeing 767-400

767-400er
--
Panjang
201 kaki 4
61,37 m
Lebar sayap
170 kaki 4
51,92 m
Tinggi
55 kaki 4
16,79 m
Berat kosong
£ 220,000
103.870 kg
Max. berat lepas landas
£ 450,000
204.120 kg
Penumpang
245-375
Kecepatan operasi
530 mph
851 km / h
Jarak
5.625 nm
10.415 km
Mesin:
Pratt & Whitney PW4062 - £ 63.140 / 280,9 kN
General Electric CF6-80C2B8F - £ 63.500 / 282,5 kN